Sabtu, 23 Juli 2011

PENARIKAN SUMBER DAYA MANUSIA


PENARIKAN SUMBER DAYA MANUSIA

Suatu Organisasi selalu dihadapi dengan penarikan karyawan,ini merupakan hal penting karena yang paling menentukan dalam praktek penarikan adalah Sumber Daya Manusia yang hanya diperoleh melalui upaya penarikan yang efektif.

Penarikan karyawan merupakan rangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi,kemampuan,keahlian dan pengetahuan.

Tujuan aktivitas penarikan sumber daya manusia meliputi :

1. Memikat pelamar sesuai dengan kualifikasi dan kuantitas

2. Pengaruh yang dapat diterima pelamar

3. Mengevaluasi dan merencanakan aktivitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang

Dalam penarikan karyawan akan menghadapi dua hal penting yaitu :

- Penarikan karyawanan diketahui dengan baik dan jelas,kapan/berapa yang dibutuhkan

- Permintaan karyawan yang mendadak sesuai kebutuhan

Proses Penarikan

Penarikan adalah : proses pencarian atau perikatan bila lamaran-lamaran mereka diserahkan.

Dalam proses penarikan dikatakan berhasil apabila ada kecocokan karakteristik dan persyaratan pelamar kerja

Proses penarikan terdiri atas :

- Rencana penarikan

- Strategi penarikan

- Mencari pelamar

- Penyaringan

Sumber Penarikan

Sumber penarikan terdiri atas dua sumber yakni sumber Internal dan sumber eksternal.

1. Sumber Penarikan internal adalah :

Penarikan yang berkenaan dengan karyawan yang sudah ada dan telah direkomendasikan bahwa karyawan yang akan mengisi posisi kosong mempunyai reputasi dan moral yang baik

Kelebihan dari penarikan internal adalah ;

Dimana karyawan yang sudah ada telah mengetahui seluk beluk perusahaan,resiko terjadinya kesalahan dalam penarikan berkurang,adanya peningkatan gaji dan status karyawan serta organisai telah mengetahui keahlian,pengetahuan dan karakteristik karyawan.

Kelemahan dari penarikan internal adalah :

Dengan adanya perputaran karyawan timbul ketidak puasan dan timbul pertikaian. Perubahan tehnologi yang lambat pengembangannya karena cenderung masih mengikuti pola yang lama.

2. Sumber penarikan eksternal adalah :

Dimana didalam organisasi tersebut ditemukan prestasi yang memburuk sehingga perlu adanya perubahan strategi maka dengan adanya penarikan eksternal akan membawa wawasan yang baru.

Kelebihan sumber eksternal adalah :

Akan membawa perubahan pada organisasi dengan adanya ide dan gagasan yang baru serta menurunkan perselisihan internal.

Kelemahan sumber eksternal adalah :

Perusahaan akan menanggung resiko yang berdampak pada orientasi pekerjaan karena penyesuaian pada sistim kerja yang baru.

Kendala-kendala Penarikan

Dalam masing-masing lembaga akan berbeda-beda permasalahannya untuk keberhasilannya harus disadari kendala-kendala tersebut. Adapun kendala-kendala tersebut adalah :

    1. Karakteristik organisasi
    2. Kebijakan organisasi
    3. Tujuan Organisasi
    4. Rencana-rencana Sumber Daya Manusia
    5. Program Perjanjian Kerja
    6. Kebiasaan Kebiasaan Perekrut
    7. Kondisi Ekternal
    8. Persyaratan Pekerjaan

Kebijakan-kebijakan Organisasional

Tujuan kebijakan adalah untuk mencapai keseragaman,manfaat hubungan masyarakat dan ekonomis

Kebijakan yang mempengaruhi penarikan adalah :

1. Kebijakan promosi

Mengutamakan karyawan didalam untuk mengisi lowongan

2. Kebijakan kompensasi

Kebijakan ini adalah penentuan besar kecilnya gaji yang ditawarkan

3 Kebijakan status karyawan

Kebijjakan ini adalah penarikan karyawan dengan status honorer,musiman atau sementara

4. Kebijakan penerimaam tenaga local

Kebijakan ini adalah penarikan tenaga yang ada disekitar perusahaan,dengan tujuan untuk menjalin hubungan baik dengan lingkungan masyarakat disekitar perusahaan.

Rencana-rencana Sumber Daya Manusia

Perlu merinci persediaan keterampilan,rencana latihan dan pengembangan serta promosi dan transfer

Dua pertimbangan penting dalam memutuskan dimana akan menarik tenaga kerja adalah :

- Mengidentifikasi pasar tenaga kerja utama tempat dimana calon potensial

dapat diperoleh.

- Menganalisis tenaga kerja dan mengidentifikasi sumber karyawan

Tujuannya adalah : Mana yang harus diisi melalui penarikan dan mana melalui

Internal

Kondisi Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja merupakan suatu wilayah geografis dimana kekuatan-kekuatan suplai berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan deman. Bila suplai dalam wilayah geografis terbatas penarikan harus diperluas dan biaya tenaga kerja akan lebih besar. Sebaliknya bila suplai karyawan yang relatif tinggi dalam pasar tenaga kerja local,maka harga tenaga kerja akan cenderung menjadi rendah.

Kondisi-kondisi Linngkungan Eksternal

Kondisi-kondisi luar perusahaan sangat mempengaruhi penarikan,disamping perubahan-perubahan dalam pasar tenaga kerja,tingkat pengangguran,kondisi dan tingkat pertumbuhan perekonomian,hukum dan perburuhan

Meskipun factor-faktor tersebut telah dipertimbangkan dalam perencanaan SDM,lingkungan ekonomi dapat berubah secara cepat sesudah rencana disetujui.

Persyaratan-persyaratan Jabatan

Salah satu kendala penarikan adalah persyaratan-persyaratan jabatan ex penarikan tenaga terampil adalah lebih sulit dan sebaliknya;

Kebiasaan-kebiasaan Pelaksanaan Penarikan

Kebiasaan pelaksanaan penarikan dimasa lalu akan membentuk kebiasaan-kebiasaan,hal ini dapat menghilangkan keputusan-keputusan yang memakan waktu tetapi juga bisa meneruskan kesalahan-kesalahan atau menghindarkan alternative-alternatif yang lebih efektif

Saluran-saluran Penarikan (Metode-metode Penarikan)

Ada perusahaan menunggu secara pasif para pelamar dan sebaliknya ada yang menggunakan pendekatan lebih agresif dalam penarikan.

Berbagai sumber atau saluran yang dapat digunakan untuk penarikan karyawan adalah :

  1. Walk-ins

Pelamar datang sendiri keperusahaan dan kemudian mengisi blangko

Lamaran yang telah disediakan

  1. Rekomendasi dari karyawan (Employee Referrals)

Para karyawan bisa merekomendasikan pencari pekerja kepada departemen personalia

Kebaikan metode ini :

a. Karyawan yang memberikan rekomendasi berarti telah melakukan penyaringan pendahuluan

b. Perusahaan memperoleh informasi lengkap dari pemberi rekomendasi tentang pelamar

c. Karyawan akan cenderung merekomendasikan temannya yang mempunyai kebiasaan dan sikap yang hamper sama

d. Pelamar telah mengetahui karateristik organisasi dari karyawan pemberi rekomendasi.

Masalah utama metode ini adalah kecenderungan “Diskriminasasi”

  1. Pengiklanan

Metode ini sangat efektif untuk penarikan dan cukup selektif ada dua cara yaitu :

    1. Pengiklanan pada media masa (majalah,computer dll)
    2. Informasi lebih banyak tentang perusahaan

Ada dua jenis iklan penarikan :

a. Want ad yaitu :

Menguraikan pekerjaan dan (benefits),mengidentifikasikan perusahaan Bagaimana cara melamar.

Metode ini bisa kebanjiran pelamar atau sebaliknya.

b. Blind ad yaitu :

Para pelamar yang berminat diminta untuk mengirimkan lamaran mereka kekotak pos ( P.O Box). Dengan cara ini memungkinkan lamaran tetap rahasia,mencegah telefon masuk yang berlebihan dan mencegah hubungan yang tidak enak dengan pelamar yang ditolak ataupun kecewa dan dapat melalui papan pengumuman,TV dan radio

  1. Agen-agen Penempatan Tenaga Kerja

Setiap pemerintah biasanya mempunyai kantor penempatan tenaga kerja,kantor ini berfungsi sebagai penyalur kebutuhan lowongan pekerjaan dan pencari kerja dan penyedia pelayanan informasi pekerjaan melalui papan pengumuman

  1. Lembaga-lembaga Pendidikan

Banyak perusahaan melakukan usaha khusus yuntuk membina dan

Memelihara hubungan kondusif dengan lembaga-lembaga pendidikan.

  1. Organisasi-organisasi Karyawan

Perusahaan dapat menarik karyawan dengan keterampilan-keterampilan tertemtu melalui organisasi karyawan (belum banyak dilakukan)

  1. Leasing

Perusahaan bisa menarik karyawan honorer yang dibayar secara harian atau perjam, dengan metode ini mendapat karyawan yang terlatih baik dn terpilih juga menghindari kewajiban-kewajiban dalam pensiun,asuransi dan konpensasi tambahan lainnya.

  1. Nepotisme

Penarikan ini sering terjadi dan tidak berkaitan dengan penarikan atas dasar kecakapan tetapi kepentingan dan kesetiaan kepada perusahaan.

  1. Asosiasi-asosiasi

Seperti : KADIN.IWAPI,HIPMI,IAI dsbnya dapat berfungsi sebagai sumber penarikan dan membantu para professional mendapat pekerjaan.

10. Operasi-operasi Militer

Veteran banyak yang terampil dan dapat diandalkan

  1. Open House

Diundang langsung untuk melihat perusahaan melalui film untuk dikenal

]

Evaluasi Penarikan

Dalam proses penarikan tidak semua metode akan bisa berhasil maka perlu di evaluasi.

Fungsi penarikan dapat dinilai dengan menggunakan criteria dengan urutan sesuai dengan derajat kepentingan :

  1. Jumlah pelamar
  2. Jumlah usul tentang pelamar yang diajukan untuk diterima
  3. Jumlah penerimaan atau pelamar yang diterima
  4. Jumlah penempatan karyawan yang berhasil

Uji Program penarikan yang paling penting adalah penempatan yang berhasil

Blangko Lamaran Pekerjaan

Merupakan informasi tentang para pelamar dalam bentuk yang seragam

Bagian-bagian pokok blangko lamaran dapat diuraikan yaitu :

- Data pribadi

- Pendidikan dan keterampilan

- Pengalaman kerja

- Status Pekerjaan

- Keanggotaan Organisasi,penghargaan dan hobi

- Referensi

- Tanda tangan

MATERI

PENARIKAN SUMBER DAYA MANUSIA


OLEH


I NYOMAN GUNAYASA 08.01.1045


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TABANAN

TAHUN 2009

Kebijakan Moneter Indonesia





KEBIJAKAN MONETER

INDONESIA

Oleh

I NYOMAN GUNAYASA

NPM 08.01.1045

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TABANAN

TAHUN 2009

BAB I

PENDAHULUAN

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

BAB II

PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

  1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
  2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
  3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
  4. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

BAB III

TUJUAN KEBIJAKAN MONETER

Pada dasarnya tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya adalah tercapainya keseimbangan intern (internal balance) dan keseimbangan ekstern (external balance).

Kebijakan intern biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi, tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan dipertahankannya laju inflasi yang rendah.

Keseimbangan ekstern ditujukan agar neraca pembayaran internasional (balance of payment) seimbang dalam arti bahwa neraca pembayaran internasional suatu negara tidak defisit atau tidak surplus. Kebijakan moneter pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni pengendalian permintaan (demand management) dan target moneter (monetary target). Pengendalian permintaan dalam kaitannya dengan pengendalian inflasi, misalnya dilakukan dengan menjaga agar permintaan uang, barang, dan jasa dapat dipertahankan pada tingkat yang tidak mendorong inflasi (non-inflationary level).

BAB IV

KEBIJAKAN MONETER INDONESIA

Kebijakan Moneter dengan Sasaran Tunggal Sejalan dengan perkembangan dunia, fokus BI pada stabilisasi harga sebagai sasaran tunggal ditetapkan dalam UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sebagaimana diubah dalam UU No. 33 tahun 2004 :

1. Tujuan BI (Ps. 7) : “Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”

2. Tugas BI (Ps. 8):

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

c. Mangatur dan mengawasi Bank

Sesuai dengan UU di atas, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru sudah pernah memanas. Pada saat itu pemerintah melakukan kebijakan moneter berupa contractionary monetary policy dan vice versa. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yang harus dibayar relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini berupa open market operation memerlukan ongkos yang mahal. Kondisi ini diperparah dengan adanya kendala yang lebih besar, yaitu pengaruh pasar keuangan internasional.

BAB VII

KESIMPULAN

Prinsip kebijakan moneter Indonesia dengan sasaran akhir kestabilan harga adalah :

  1. Memiliki satu sasaran utama, yaitu sasaran inflasi, yang dijadikan sebagai prioritas pencapaian (overiding objective) dan acuan (nominal anchor) kebijakan moneter.
  2. BersifatBersifat antisipatifantisipatif (preempitivepreempitive atauatau forwardforward lookinglooking) mengingat adanya efek tunda (lag) kebijakan moneter
  3. Mengikatkan diri kepada suatu aturan (rule), tetapi cukup fleksibel dalam operasionalnya (constrained discretion).
  4. Transparan dan berakuntabilitas (good governmance).

Kebijakan moneter di Indonesia juga mementingkan (urgensi ) kestabilan nilai Rupiah. Stabilitas nilai rupiah, khususnya terhadap harga barang (inflasi), penting untuk :

1. menjaga agar pendapatan riil (standar hidup) masyarakat tidak turun.

2. mengurangi ketidakpastian (uncertainty) masyarakat dan pelaku usaha dalam melakukan keputusan konsumsi, investasi dan produksi sehingga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. mempertahankan suku bunga domestik dan nilai tukar rupiah tetap kompetitif, karena dipengaruhi disparitas tingkat inflasi domestic relatif terhadap tingkat inflasi negara kompetitor.